Siapa sih yang tidak ingin menikah?
Jangan harap kita mendengar pepatah seperti itu dari geng SATC kecuali Charlotte.
Di mata 3 perempuan single macam Carrie, Miranda dan Samantha, pernikahan bukanlah sebuah keharusan dalam hidup. Pernikahan adalah pilihan dan bukan sebuah tujuan. Dan, mereka bertiga bisa dikatakan ‘not marrying kind’.
Bisa gitu ya? Saya rasa kalau di Indonesia masih jarang nih yang begini. Saya yakin menikah masih ada dalam daftar impian setiap gadis di Indonesia (termasuk saya).
Tapi saya setuju-setuju saja dengan mereka. Kalau memang tidak ingin menikah, kenapa tidak? Walaupun resikonya mungkin dicap anak durhaka, atau bahkan dianggap lesbian seperti Miranda, toh kalau memang itu yang kita inginkan, gimana? Daripada menikah karena terpaksa atau hanya demi pencitraan kan ya..
Poin yang paling saya suka dari episode ini adalah keberanian geng SATC untuk menjadi single. Jarang lho, ada orang yang berani menetapkan pilihan hidupnya sendiri yang bisa dibilang beresiko.
Ya, single memang banyak resikonya. Apalagi jika sudah berada pada area usia 30-an.
Resiko terbesar adalah ‘dimusuhi’ oleh pasangan-pasangan yang sudah menikah. Really? Yes. Gimana sih, rasanya jadi wanita single, cantik dan berkeliaran diantara pasangan-pasangan yang sudah menikah? Pasti akan mengundang rasa cemburu dan dicurigai oleh para istri.
Selain dimusuhi para married couples, status single juga kadang membuat seseorang sulit diterima di kelas sosial tertentu. Seperti yang dialami Miranda. Atasan Miranda di sebuah firma hukum, dan juga istrinya, hanya memberikan promosi jabatan kepada anak buahnya yang sering diundang dinner dan makan-makan di rumahnya. Istilahnya, orang-orang yang bisa diundang seperti itu sudah masuk ‘social link’nya si bos dan istrinya. Untuk bisa diundang dinner, masing-masing anak buah harus membawa pasangan masing-masing. Any couple, lesbian boleh, gay juga oke. Akhirnya Miranda memutuskan untuk berpura-pura menjadi lesbian, hanya supaya kariernya selama ini di firma hukum tersebut ‘dilihat’ oleh bosnya. Oh.
Selain sulit memasuki kelas sosial tertentu, hal yang lebih parah dialami oleh Carrie. Suatu ketika, Carrie bertemu dengan teman prianya yang baru saja menikah dengan seorang gay. Teman Carrie dan partnernya ini berencana untuk memiliki anak. Mereka sudah mendapatkan surrogate mothernya, tapi belum mendapatkan sel telurnya. Ketika mereka mengetahui bahwa Carrie single dan tidak berencana untuk menikah, langsunglah mereka menawarkan Carrie untuk mendonorkan sel telur buat mereka. Carrie kaget dong, apa iya being single itu sama dengan menjadi egg farm?
Yah begitulah, tapi walaupun beresiko, menjalani hidup seperti apa yang kita inginkan, tanpa harus mengikuti stereotype yang beredar di masyarakat luas, adalah hal yang paling nyaman yang pernah ada. Nggak ada yang bisa membeli jati diri otentik dan kemerdekaan. Really.
Ada satu quote yang saya suka dari episode ini. Sebenernya nggak ada hubungannya sama tema yang diangkat, hanya saja saya suka kata-kata Carrie Bradshaw ketika ditanya mengenai siapa pria yang sedang PDKT dengannya.
“He’s just somebody I’m trying on..” Itulah enaknya jadi single, bisa try sana-sini, hahaha...
No comments:
Post a Comment