Monday, December 21, 2015

KKN USD XLIX 2014: Fitnah atau Fakta #1 Tentang Hal yang Biasa Dikhawatirkan

Sebelum mulai bahas tentang apa yang mau aku bahas di sini, aku cuma pengen bilang kalau penggunaan kata 'fitnah' di tulisan ini bukan mengacu ke hal yang negatif sama sekali. Kebetulan aku lagi suka nonton Rumpi No Secret dan menurutku istilah Fitnah vs Fakta adalah penemuan kreatif untuk menggantikan Gosip atau Fakta, atau mungkin Mitos atau Fakta yang udah sering banget dipakai. Itu aja sih.

Setelah sekian minggu absen, akhirnya aku kembali lagi dengan niat yang menggebu-gebu buat nulis dan sharing tentang KKN. Beberapa hari yang lalu aku denger dari beberapa temen yang join KKN angkatan 51 (kalau nggak salah ya) kalau pembagian kelompok dan lokasi sudah ditetapkan. Dari cerita-cerita mereka, aku masih sering banget mendengar kekhawatiran atau keraguan soal KKN itu ngapain aja, di desanya ada listrik atau nggak, dll. Akhirnya kepikiran deh buat bikin postingan ini. Siapa tau ada yang tetiba stalking dan ngerasa terbantu, aku akan seneng banget.

1. Di desa KKN USD (Desa Tegalrejo dan Watugajah), masih ada tempat yang ga ada listriknya.

FITNAH


Desa KKN kita nggak separah dan sepelosok itu kok hehehe. Setauku, hampir semua dusun ada listriknya, hanya memang ada beberapa dusun yang sering mati lampu. Selain itu, penerangan jalan juga belum banyak sih, walau ada listrik. Saranku, bawa emergency lamp yang chargeable dan sedia power bank aja. Selain itu, mandilah ketika hari masih terang. Ga lucu kan kalau mandinya nunggu malem eh malemnya mati lampu, takut ke kamar mandi, ga jadi mandi deh #pengalaman


2. KKN = mandi di sungai.

FITNAH

Please. Bahkan sebagian besar penduduk di sana udah langganan air PAM. Kalaupun ada yang kamar mandinya kurang layak (berdasarkan indikator orang kekotaan) biasanya solusinya adalah numpang mandi di tetangga atau kamar mandi umum (di dusunku, Dusun Tengklik, ada sih, ngga tau kalau di dusun lain gimana).

Eh tapi kok aku seperti pernah denger cerita ada kelompok di dusun mana gitu yang terpaksa bikin toilet ya :(

3. KKN boleh bawa motor.

FAKTA

Motor sangat dibutuhkan untuk keperluan mobilisasi kalian selama di lokasi KKN dan juga kalau kalian mau kabur dolan kemana gitu. Jumlahnya dibatasi sih, maksimal setengah dari jumlah anggota per kelompok. Dulu kelompokku anggotanya 10, jadi maksimal jumlah motor yang kami bawa ya 5. Aku sarankan kalian membawa dalam jumlah maksimal, karena kalau motornya kurang, itu akan mempersulit kalian yang di banyak kesempatan akan sering pergi sekelompok. Eh tapi jangan bawa mobil ya, motor aja. Dilarang keras buat anak KKN bawa mobil.

4. KKN cuma boleh pulang 2 x 24 jam.

Err... aturannya sih gitu. Kalau kalian terjemahkan aturan itu dengan kreatif, FITNAH sih jadinya...

Jadi gini. Maksud dari 2 x 24 jam itu adalah, kalian punya kesempatan pulang sehari semalam selama dua kali. Dengan catatan tidak boleh dalam kurun waktu dua kali berturut-turut. Jadi misalnya kalian hari ini pulang jam 14.00, ya kalian harus balik lagi ke pondokan besok paling telat ya jam 14.00. Ga boleh dua kesempatan kalian gabung jadi satu.

Tapi... Lokasi KKN kita ke Jogja itu jaraknya bukan yang jauh luar biasa gitu sih. Jadi kalau pulang ga sampai 24 jam dihitung nggak? NGGAK. Dulu aku pernah pulang ke Jogja, berangkat dari pondokan jam 6.30 pagi. Balik pondokan jam 16.00. Dihitung pulang nggak? Enggak tuh, hehehe. Padahal itu aku sempet banget di rumah lumayan lama, bisa makan, nonton TV di rumah, bobo siang, nyetrika dll. Pernah juga aku balik ke Jogja sore-sore jam 18.30 karena besok paginya jam 7.00 aku UAS di kampus sebelah, kemudian balik pondokan siangnya jam 12.00. Itupun juga nggak keitung pulang. Padahal nginep di rumah.

Balik lagi sih, perkara keitung pulang enggaknya, tergantung kesepakatan kelompok. Kelompokku sih menyepakati hitungan pulang itu 24 jam. Kalau pulangnya kurang dari 24 jam, ya nggak keitung pulang. Walau begitu, walau kesannya seolah bisa pulang kapanpun kita mau, tapi kita tetep terikat jam kerja, minimal berapa ratus jam kerja gitu. Jadi kalau kita kebanyakan pulang, ya kita rugi sendiri.

5. KKN ga boleh bawa peralatan tidur selain selimut.

Aturannnya sih ada, tapi berdasarkan pengalamanku, itu FITNAH sih.

Memang betul ada peraturan yang bilang kalau anak KKN dianjurkan untuk tidak membawa peralatan tidur lain selain selimut. Tapi pada kenyataannya banyak di antara kami, anak-anak KKN, (termasuk kelompokku sih) yang ditempatkan di rumah kosong (biasanya pemiliknya sedang merantau ke kota atau rumah tersebut adalah rumah 'nganggur' milik orang yang cukup kaya di dusun tsb yang punya lebih dari satu rumah). Nah kalau rumahnya kosong, berarti dipan, tikar, kasur, bantal dan guling juga ngga ada kan? Masa iya kita tidurnya selimutan doang beralas lantai? Lagipula, kalau kita kebetulan kebagian pondokan yang ada penghuninya, mana mungkin mereka bisa menyediakan kasur untuk belasan anak? Tenang, ga bakal ada yang ngecek kita bawa bantal atau ngga, bawa kasur atau ngga. Waktu itu, karena takut dicek, bantal gulingku serta beberapa barang lain yang aku agak takut bawanya menyusul beberapa hari kemudian dianterin Bapakku pakai mobil sih. Trik ini bisa kalian pakai juga hehehe.

6. Jadi barang-barang bawaan KKN itu nggak digeledah atau dicek?

FAKTA

Hehehe, siapa coba yang mau ngecek bawaan sekian ratus anak, dengan bawaan masing-masing anak yang segambreng layaknya mau maju perang?

7. KKN cuma boleh dijenguk keluarga selama dua kali.

FITNAH, tapi menyesuaikan.

Kalau aku nggak salah ingat, ada aturan yang menyebutkan anak KKN cuma boleh dijenguk dua kali atau berapa gitu. Sebenernya sih pada akhirnya ga ada yang bakal ngecek juga kok, keluarganya si itu sering dateng, keluarganya si anu seing berkunjung. Yang penting, sejauh keluarga nggak ada yang nginep di pondokan sih ngga apa-apa, aman. Malahan, kunjungan orang tua temen satu pondokan adalah berkah tersendiri sih bagi yang lain, karena biasanya orang tua ga mungkin dateng bawa angin doang. Pasti minimal bawain makanan atau logistik, dan udah jadi kebiasaan lumrah kalau bawain sesuatu, pasti ga cuma buat anaknya tapi buat temen sekelompok anaknya juga.

Cuma ya, ada beberapa hal yang harus kalian pertimbangkan sih. Rata-rata orang tua atau keluarga yang datang menjenguk itu biasanya naik mobil. Nah, penduduk di desa setempat, atau tetangga kanan kiri kita pas KKN, sensitif banget sama yang namanya mobil. Mungkin karena di sana jarang banget ada yang punya mobil kali ya, jadi bakalan ketaker banget kalau ada mobil yang lewat di depan rumah mereka. Pernah waktu itu orang tuaku datang jenguk aku, warga dari RT 01 sampai RT 05 entah gimana ceritanya tau aja. Selain itu, kadang mereka juga nganggep orang yang punya mobil itu tajir melintir. Jadinya, langsung aja mereka ngasih cap 'wah mbak/mas ini kaya banget dijenguk naik mobil'. Padahal mah mobilnya mobil yang disubsidi pemerintah, yg irit bensin itu.

Selain itu, pertimbangkanlah perasaan temen-temen kalian sekelompok yang berasal dari luar kota, yang orang tuanya ga pernah bisa jenguk. Kadang, beberapa dari mereka jadi baper dan sensitif kalau ada temen mereka yang sering ditengok orang tua atau keluarga. Buat yang sering ditengok atau diapelin pacar, pertimbangkan juga perasaan yang jomblo.

Lagipula, keseringan dijenguk orang tua juga menimbulkan kesan manja dan nggak keren sih.

8. Uang jatah bulanan cukup buat hidup sebulan.

FAKTA

Kalau kalian ingat, kalian waktu daftar KKN bayar sejumlah uang, kalau nggak salah sekitar 700-900 ribu rupiah. Nah, uang tersebut nantinya akan dikembalikan lagi ke kalian dengan jumlah yang kurang lebih sama per anak. Uang tersebut nantinya akan dikumpulkan ke bendahara kelompok kalian dan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan logistik kalian selama KKN. Jadi, kalau sekelompok ada sepuluh atau belasan anak, ya tiap kelompok akan mendapat jatah 7-10 juta, dan itu amat sangat cukup.

Dengan catatan sih, kalau anak kelompok kalian ga pelit-pelit. Kalau anak kelompok kalian dengan baik hatinya sering share makanan yang dibawa tiap habis pulang ke rumah (buat yang anak rumahan sih), atau misal orang tua yang nengokin sering bawa makanan gitu, uang sejumlah 7-10 juta itu bakalan cukup banget dan berlebih malah. Malahan kadang bisa dipakai untuk mendanai program-program kecil kalian. Tapi ya itu, jangan pelit-pelit, hehehe.

9. Di tempat KKN nggak ada sinyal.

FITNAH

Sinyal di tempat KKN kita cukup bagus di beberapa tempat. Tapi mungkin buat yang dapet di dusun Ngipik, Hargosari, Cremo, Gupit, Ketelo, mungkin harus agak bersabar sedikit. Di beberapa dusun lain pun ada daerah yang sinyalnya bagus, ada juga yang sinyalnya kurang bagus. Buat yang daerahnya sinyalnya cukup bagus, kalau mau optimal sih pakai Indosat dan Telkomsel. Bukan promosi, tapi kedua provider tersebut memang sinyalnya lebih kenceng dibandingkan provider lain.

10. KKN harus bisa bahasa Jawa.

FITNAH

Hampir semua penduduk di desa setempat memang menggunakan bahasa Jawa untuk komunikasi sehari-hari, tapi mereka paham bahasa Indonesia kok. Lagipula, mereka juga paham kalau anak-anak KKN ga semuanya orang Jawa. Tapi... ya akan jadi sebuah keuntungan besar kalau kalian bisa bahasa Jawa dikit-dikit. Kalian akan lebih mudah berbaur dengan warga dan mereka akan lebih respek ke kalian.

11. Dosen pembimbing lapangan (DPL) sering sidak.

FITNAH

DPL ku dulu malah ga pernah sidak sama sekali. Beliau cuma berkunjung seminggu sekali, itupun dengan pemberitahuan sebelumnya dan tidak setiap kelompok beliau kunjungi. Biasanya digilir tiap minggu, jadi misal minggu ini ke kelompok 1, minggu depan kelompok 2, dst. Di dusun lain, ada DPL yang pernah sidak, tapi cuma satu kali aja kok...

12. KKN banyakan gabutnya daripada kerjanya.

FAKTA

Buat yang udah sering denger cerita-cerita seputar KKN, pasti sering denger kalau KKN itu banyakan gabutnya. Aku akui itu bener sih. Bukan berarti nggak ada program yang akan kalian kerjakan atau kesibukan membuat laporan. Belum lagi urusan pekerjaan rumah tangga. Sebenernya, yang membuat KKN terasa gabut adalah sesibuk-sibuknya acara, kegiatan, atau program yang kita laksanakan, ga akan pernah mengungguli kesibukan kita selama kuliah. Yakin deh. Selain itu, tuntutan KKN kan ada standar jam kerjanya, sekian ratus jam kalau nggak salah. Nah, bahkan untuk memenuhi tuntutan jam kerja itu nggak sulit kok, masih banyak waktu luang yang bisa kalian pakai untuk istirahat atau senang-senang.

13. Urusan program kerja KKN lebih penting dari urusan rumah tangga dan bersosialisasi.

FITNAH

Kesemuanya sama pentingnya. Apa artinya kalau kita punya program oke, mateng, bermanfaat, tapi kitanya nggak pernah main ke tetangga dan bersosialisasi sama warga? Ingat, program kita nggak akan jalan tanpa ada keterlibatan warga setempat. Jadi sisihkanlah waktu untuk bersosialisasi sama warga sekitar. Caranya? Main ke rumah tetangga, ikut ngeronda atau arisan, kalau ada warga sakit ikut jenguk, kalau lewat depan rumah tetangga usahakan senyum, kalau ketemu di warung usahakan menyapa, dll. Selain itu, urusan rumah tangga seperti cuci-mencuci, menjaga kebersihan rumah, dll juga penting. Perlakukan pondokan kalian seperti rumah kalian sendiri, supaya kalian nyaman dan betah.

Biasanya dalam satu kelompok akan ada anak yang jago banget nyusun program dan bikin laporan. Ada anak yang kalau bergaul sama tetangga luwes banget. Ada anak yang cermat banget ngatur keuangan kelompok dan ngurus rumah. Nah, jadinya tiap anak punya kekuatan masing-masing di bidang tertentu. Tapi, biar bagaimanapun, idealnya semua harus merasakan namanya ngerjain program kerja, bersosialisasi, dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Jadi, jangan cuma bagi tugas tapi juga harus rolling tugas. Biar tiap anak bisa belajar melakukan peran atau pekerjaan yang lain.

14. Penting untuk mengenal peserta KKN angkatan sebelumnya yang menempati dusun yang sama.

FAKTA

Kalian bisa tanya-tanya sama mereka soal kondisi dusun yang akan kalian tinggali, soal lingkungannya, tetangganya, pengalaman mereka dulu gimana, dll. Selain itu, akan sangat memudahkan buat kalian untuk tau peserta KKN angkatan sebelumnya. Jadi, nanti kalian di minggu awal akan diminta untuk membuat laporan observasi. Kalau kalian kenal peserta KKN sebelumnya, kalian bisa pinjam laporan semester atau tahun sebelumnya, dan kalian bisa pakai data-data yang nggak berubah. Selain itu, untuk program kerja yang sifatnya berkelanjutan, kalian bisa minta saran atau pendapat dari peserta KKN sebelumnya. Mungkin, laporan akhir mereka pun bisa kalian jadikan referensi.

Pengalaman sih, dulu kelompokku nggak kenal satupun peserta KKN dari angkatan sebelumnya yang menempati dusun Tengklik. Makanya kami bikin laporannya susah banget :(



So far, itu dulu sih yang aku ingat :) Mungkin lain kali kalau aku ingat sesuatu bisa aku tambahin di postingan berikutnya...

*ngomong-ngomong, kondisi di beberapa tempat mungkin bisa berbeda ya... yang aku tulis di sini kebanyakan mengacu di wilayah Desa Tegalrejo bawah*

See you!
deapurie

No comments:

Post a Comment