Wednesday, November 11, 2015

Dandan vs Nggak Dandan

Akhir-akhir ini banyak berita yang entah kebenarannya valid atau enggak, beredar di Faebook. Salah satunya soal kejadian istri yang baru dinikahi suaminya kemudian di pukulin bahkan diceraikan karena dianggap nggak secantik pas dandan. Dengan kata lain, dianggap menipu suaminya dengan wajah cantik saat di make up.

Saya sih nggak terlalu mikirin keabsahan beritanya atau bagaimana nasib sang istri yang malang itu selanjutnya. Dari ceritanya aja nggak logis sih, masa iya suami baru lihat wajah istrinya tanpa make up pas abis nikah? Pas pacaran sama pas riweuh nyiapin nikahan kemana aja? Pake kacamata las jangan-jangan.

Yang bikin saya miris itu adalah... komentar-komentarnya. Banyak banget perempuan-perempuan yang nggak suka dandan nge-post komentar mereka semacam "Ah, untung aku nggak suka dandan." atau "Makanya, jadi cewek jangan kebanyakan dandan." atau "Tuh lihat, cewek yang suka dandan ati-ati nanti dicerai suaminya." Bahkan ada seorang pria yang komen "Untung aku nggak pernah beliin alat dandan buat istriku."

Pfft. Kalau nggak kuat beliin diem aja Mas, ngga usah dibanggain gitu.

Entahlah. Saya nggak paham aja sih, kenapa kok berita yang beredar di sosial media bisa menjadi lahan subur buat komentar-komentar maam itu. Lagipula, menurut saya, kalau memang benar ada kejadian seperti itu, saya rasa permasalahan atau bahkan kesalahannya bukan terletak pada kebiasaan perempuan berdandan atau megenakan make up. Menurut saya sih mungkin, pasangan tersebut kurang mengenal satu sama lain, menikah lewat online dating, atau kalau memang iya karena make up mungkin si istri pakai bedaknya merk Dulux atau Catylac.

Terus sebaiknya perempuan lebih baik pake make up atau enggak? Ya kembali ke kebiasaan, kenyamanan, dan selera masing-masing aja sih. Kalau memang merasa lebih segar, lebih pede dan lebih nyaman pakai make up, why not? Kalau memang lebih suka tampilan wajah yang polos, dalam kata lain nggak suka dandan ya monggo aja. Yang penting, jangan saling menyerang satu sama lain.

Saya tipe perempuan yang suka dandan. Buat saya, dandan bisa membuat saya lebih peraya diri dan nggak ngantuk. Bangun pagi kemudian mandi, kadang nggak ampuh buat ngilangin kantuk saya. Tapi giliran sibuk bikin alis, sibuk pakai lipstik, ngantuk saya hilang. Selain itu, saya nggak pengen dilihat orang sebagai pemilik wajah yang kusam, nggak seger atau bahkan kucel. Berdandan itu menurut saya juga sebagai bentuk 'penghargaan' terhadap orang yang kita temui hari itu. Kesannya, ini lho, saya mau ketemu anda, saya nggak mau menunjukkan wajah yang asal-asalan di depan mata anda.

Buat saya, berdandan artinya mempercantik, bukan mengubah rupa wajah. Selain itu, pakailah sesuai porsinya. Saya punya bibir pucat, alis nyaris botak dan kontur wajah yang tidak seimbang, maka saya jelas harus memakai lipstik, pensil alis dan bedak shading sesekali. Untuk urusan mata, puji Tuhan saya dianugerahi mata yang bentuknya proporsional maka saya tidak lagi perlu mengenakan eyeshadow, eyeliner dan maskara untuk dandanan sehari-hari. Puji Tuhan juga saya nggak punya bekas jerawat yang berarti sehingga saya nggak perlu ribet pakai concealer.

Buat yang bilang kalau perempuan yang suka dandan itu identik dengan perempuan yang nggak smart, perempuan yang nggak tangguh, perempuan yang lemah kemayu dll, hati-hati lho. Jaman sekarang, spesies wanita cantik yang suka dandan meningkat pesat jumlahnya. Saya pernah menyaksikan sendiri seorang pejabat bergelar Prof. -tidak perlu saya sebut namanya- menorehkan eyeliner di kelopak matanya ketika terjebak macet. Dokter gigi langganan saya, pipinya nggak pernah absen dari sapuan blush on, katanya wajahnya pucat kaya kurang gizi tanpa bantuan blush on.

Intinya, berdandan atau enggak itu pilihan. Nggak ada kaitannya dengan kualitas intelektual, dengan kemampuan daya juang atau bahkan baik-buruknya perilaku. It's just a matter of style. Siapapun di dunia ini boleh dandan kalau mau, dan boleh juga nggak dandan kalau memang nyamannya begitu. Selain itu, hargailah apa yang dipilih orang lain. Buat yang nggak dandan, nggak usahlah menyerang atau menghakimi yang suka dandan dengan segala rupa kata. Saya pun, walau suka dandan, tetap menghargai perempuan-perempuan yang nyaman dengan wajah polosnya sebagaimana adanya. Saya nggak pernah ngatain mereka kusam, kucel atau apapun.

Do whatever you want to do. You choose your style, don't let people out there do.



deapurie

No comments:

Post a Comment